Sabtu, 25 September 2010

Pengguna Twitter 145 Juta Lebih

Twitter memiliki lebih dari 145 juta pengguna terdaftar dan lebih banyak orang yang menggunakan ponsel untuk mengakses layanan microblogging, demikian dikatakan pendiri Evan Williams.

Williams, dalam sebuah posting di blog Twitter, Kamis (2/9) malam, juga mengatakan bahwa hampir 300 ribu aplikasi pihak ketiga telah dikembangkan di layanan ini, yang memungkinkan pengguna untuk berhubungan satu sama lain dengan pesan 140 karakter atau kurang.

"Layanan baru membantu orang mendapatkan hasil maksimal dari Twitter, berkontribusi terhadap pertumbuhan pengguna dan peluang bisnis baru - yang keduanya penting untuk kelangsungan hidup jangka panjang ekosistem," kata Williams.

Kepala eksekutif/CEO Twitter mengatakan, jumlah orang yang menggunakan Twitter pada perangkat mobile telah melonjak 625 sejak pertengahan April dan 16% dari pengguna baru melalui ponsel, naik dari 5% pada April. 45% pengguna Twitter secara teratur menggunakan perangkat mobile, kata dia.

Twitter mendapatkan aplikasi mobile pihak ketiga yang disebut Tweetie pada April dan mengubahnya menjadi program Twitter resmi untuk iPhone Apple.

Aplikasi juga ada untuk pengguna Twitter pada Blackberry Research in Motion's dan perangkat yang didukung oleh sistem operasi Android mobile Google.

Williams juga menerbitkan angka pada 10 aplikasi teratas yang telah digunakan untuk mengakses Twitter selama 30 hari terakhir.

78% menggunakan website Twitter.com resmi, 14% menggunakan m.twitter.com, 8% mengunakan SMS, 8% menggunakan Twitter untuk iPhone dan 7% menggunakan Twitter untuk Blackberry.

Aplikasi lain dalam 10 besar adalah TwitPic, sebuah program untuk meng-upload foto, TweetDeck, Echofon, Google Friend Connect dan UberTwitter.

Twitter mengatakan penambahan angka hingga lebih dari 100% karena orang sering menggunakan lebih dari satu aplikasi untuk mengakses layanan tersebut.

(Sumber: www.mediaindonesia.com)

Pendiri Facebook Lebih Kaya dari Bos Apple

Kekayaan pendiri situs jejaring sosial Facebook Mark Zuckerberg nampaknya terus meningkat setiap tahun. Setidaknya itulah temuan majalah Forbes edisi terbaru.

Dalam urutan orang-orang terkaya di Amerika Serikat, Forbes kini menempatkan Zuckerberg di atas pemilik perusahaan komputer Apple, Steve Jobs.

Memang, dalam daftar itu, Zuckerberg baru menempati posisi ke-35. Namun, kekayaannya kini mencapai US$6,9 miliar atau meningkat 245 persen dibanding tahun lalu.

Kekayaan pemuda 26 tahun itu bertambah secara siginifikan setelah masuknya investasi perusahaan digital Rusia Digital Sky Technogies sebesar US$200 juta.

Pengusaha muda ini sekarang sudah berhasil melampui 'seniornya' Steve jobs yang dengan total kekayaan mencapai US$6,1 miliar hanya menduduki peringkat ke-42.

Kekayaan Jobs tak hanya diperoleh dari Apple semata. Sumber harta lainnya adalah saham di perusaan film Disney, di mana Jobs membeli salah satu anak perusahaan Disney, Pixar tahun 2006 dengan harga US$7,4 miliar.

Sementara itu, rekan Zuckerberg sesama pendiri Facebook Dustin Moskovitz menjadi orang termuda yang masuk daftar 400 orang terkaya di AS.

Moskovitz yang lebih muda delapan hari dari Zuckerberg dan meninggalkan Facebook tahun 2008 adalah salah satu dari 16 nama baru dalam daftar ini. Kekayaan Moskovitz saat ini mencapai US$1,4 miliar dan menempati posisi ke-290.

Sedangkan, pendiri Facebook lainnya Eduardo Severin yang masih memiliki lima persen saham situs jejaring sosial itu menduduki peringkat ke-356 dengan kekayaan US$1,15 miliar.

Sumber: www.mediaindonesia.com

Masih Adakah Semangat Bung Tomo Saat Ini?


Surabaya – “Istilah ‘Merdeka atau Mati’ itu Bung Tomo yang pertama kali menyerukannya,” begitu kata salah seorang pengamat sejarah dan sekaligus ketua Pancasila Center, Syafaruddin.
Begitu semangatnya istilah tersebut, sehingga menjadikan Bung Tomo adalah sosok yang tidak bisa ditawar, memiliki sifat tegar, keras, dan punya kepribadian yang kuat.
Bung Tomo yang lahir di Surabaya pada 3 Oktober 1920 pantas mendapatkan gelar pahlawan, karena memang dialah yang tampil sebagai pemimpin perlawanan terhadap Ultimatum Tentara Sekutu (Inggris) yang dikeluarkan Mayor Jenderal Mansergh dan memicu pertempuran selama lebih kurang satu bulan (27 Oktober ? 20 November 1945)
Perang yang sebagaimana diketahui tidak dapat dipisahkan dari asal usul dijadikannya 10 November sebagai Hari Pahlawan Nasional. Perang yang menimbulkan korban tidak sedikit di kedua belah pihak, Indonesia 16.000 dan Inggris 2.000.
Dalam perang tersebut ada seorang tokoh yang tentunya semua mengetahui mempunyai peran yang sangat penting membakar semangat para pemuda (arek-arek Suroboyo) saat itu, membakar semangat juang para pejuang untuk mempertahankan Tanah Air tercinta, Indonesia.
Menurut salah seorang pengamat Politik dan Sosial Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Airlangga Pribadi, ada beberapa hal yang menarik dari figur Bung Tomo yang patut diteladani oleh semua orang.
“Pertama, Bung Tomo adalah sosok yang memiliki karakter nasionalis religius yang sangat kuat, bahwa pembelaan beliau untuk berjuang mempertahankan keutuhan republik adalah manifestasi dari keimanannya kepada keyakinan agama,” paparnya.
Faktor ini, lanjut dia, patut diteladani ketika saat ini mulai muncul fenomena fanatisme keagamaan yang antinasionalis dan eksklusif. Kedua, figur Bung Tomo adalah elite politik yang sangat dekat di hati rakyatnya, ada interaksi yang intens antara Bung Tomo dan rakyat, di mana hal ini terlihat mulai menghilang dalam perilaku elite politik saat ini.
“Terakhir adalah kesederhanaan hidupnya dan keluarganya, yang khas dari banyak karakter para pendiri republik, patut diteladani di tengah maraknya budaya koruptif di kalangan elit politik saat ini,” ucapnya.
Hal sama juga diungkapkan pengamat komunikasi politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Suko Widodo. Ia mengatakan bahwa Bung Tomo, adalah sosok yang langka khususnya pada saat membebaskan belenggu kolonialisme pada saat penjajahan Belanda dan Jepang.
“Keberaniannya menentang kolonialisme patut diacungi jembol. Bahkan dia juga mampu menggerakkan arek-arek Suroboyo (para pemuda, red) untuk bersama-sama melawan penjajah,” ujarnya.
Sifat kesederhanaan dan kesalehan Bung Tomo patut ditiru oleh generasi muda saat ini, yakni tidak memilih hidup di istana layaknya para presiden dan pejabat pemerintahan lainnya. Padahal Bung Tomo sendiri merupakan pahlawan besar yang sudah sepantasnya mendapatkan penghargaan yang layak.
“Namun, Bung Tomo lebih memilih untuk hidup sederhana di Surabaya berkumpul dengan masyarakat,” katanya.
Sikap egaliternya tersebut yang jarang ditemukan pada saat ini. Bahkan rasa memahami dan menghargai sesama manusia saat ini sudah mulai menurun.
“Kalau di Surabaya, urusanmu, ya, urusanmu. Urusanku, ya, urusanku. Faktor `fair` sudah tidak ada,” katanya.

Nyaris Tanpa Pahlawan
Meskipun sejak 10 November 1945 Surabaya terkenal sebagai Kota Pahlawan, tidak banyak yang tahu bahwa kota ini tidak mempunyai pahlawan nasional yang diakui pemerintah.
Setidaknya, ketiadaan pahlawan itu berlangsung sampai 7 November 2008, ketika pada akhirnya pemerintah mengakui dan menyatakan bahwa Bung Tomo, tokoh penting perlawanan arek-arek Suroboyo melawan Sekutu, adalah pahlawan nasional.
Sungguh penantian amat lama. Dengan demikian, sekarang Surabaya sempurna disebut sebagai Kota Pahlawan karena sudah memiliki pahlawan nasional yang diakui pemerintah.
Proses untuk bisa mendapat gelar pahlawan nasional bagi Bung Tomo cukup lama. Lebih terasa aneh karena untuk mendapat gelar pahlawan nasional harus ada “yang meminta” atau mengajukan dengan sejumlah prosedur yang ruwet.
Tampaknya, para birokrat di Departemen Sosial (saat ini Kementerian Sosial) yang dipimpin Menteri Bachtiar Chamsyah saat itu berpendapat, semakin sulit dan rumit semakin baik. Akibatnya, Bung Tomo yang peranannya dalam berjuang melawan sekutu sudah sangat jelas kesulitan mendapat pengakuan tersebut.
Di zaman Presiden Soeharto, pengajuan pengakuan kepahlawanan Bung Tomo pernah ditolak karena syarat-syarat “administratifnya” tidak lengkap. Namun, akhirnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pengakuan kepada Bung Tomo sebagai pahlawan nasional.
Memang, di Indonesia ini sangat aneh. Untuk diakui sebagai pahlawan nasional perlu “sponsor”. Tim yang menjadi sponsor inilah yang mengurus segala macam tetek bengek agar tokoh yang disponsorinya diakui sebagai pahlawan.
Dengan demikian, memang bukan urusan mudah untuk memperjuangkan gelar kepahlawanan nasional, meski perjuangannya sudah sangat terang benderang seperti Bung Tomo.
Misalnya, perlu ada seminar, penerbitan buku hasil penelitian bahwa seseorang yang diusulkan itu mempunyai nilai kepahlawanan dalam perjuangannya. Selain itu, harus mampu meyakinkan DPRD setempat agar mengeluarkan rekomendasi kepahlawanan seseorang.
Namun semua itu akhirnya bisa dilalui, sehingga warga Kota Surabaya pantas bersyukur dan bergembira dengan keputusan pemerintah itu. Sebab, dengan demikian, perjuangan berdarah yang penuh pengorbanan dan air mata almarhum Bung Tomo secara resmi diakui negara.
Biografi
Sutomo pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, ia menjadi staf pribadi di sebuah perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil di perusahaan ekspor-impor Belanda.
Ia juga pernah bekerja sebagai polisi di kota Praja dan pernah pula menjadi anggota Sarekat Islam, sebelum ia pindah ke Surabaya dan menjadi distributor untuk perusahaan mesin jahit “Singer”.
Pada usia 12 tahun, Sutomo meninggalkan pendidikannya di MULO karena ia harus melakukan berbagai pekerjaan untuk mengatasi masalah ekonomi keluarga. Kemudian ia menyelesaikan pendidikan HBS melalui korespondensi, namun tidak pernah resmi lulus.
Sutomo kemudian bergabung dengan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Pada usia 17 tahun, ia berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat “Pandu Garuda”.
Sutomo pernah menjadi seorang jurnalis. Kemudian ia bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial. Ia terpilih pada tahun 1944 menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru.
Bulan Oktober dan November 1945, ia berusaha membangkitkan semangat rakyat pada saat Surabaya diserang oleh tentara NICA dengan seruan-seruan pembukaannya di dalam siaran-siaran radio yang penuh dengan emosi.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Sutomo pernah aktif dalam politik pada tahun 1950-an. Namun pada awal tahun 1970-an, ia berbeda pendapat dengan pemerintahan Orde Baru. Ia berbicara keras terhadap program-program Presiden Soeharto sehingga pada 11 April 1978 ia ditahan oleh pemerintah selama setahun karena kritik-kritiknya yang keras.
Pada tanggal 7 Oktober 1981, Sutomo meninggal dunia di Makkah, ketika sedang menunaikan ibadah haji. Jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke Indonesia dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel, Surabaya.

Sumber: http://koranindonesia.com

Fitri Tropika Mulai Hobi Menulis

 
Rupanya presenter kocak asal Bandung, Fitri Tropika, bukan hanya fokus di dunia cuap-cuap tapi juga mulai melirik tulis menulis. Fitri punya rencana menulis buku gambar atau Teka Teki Silang (TTS) saat punya waktu luang.
Artis kocak ini selain menulis buku TTS dan buku masak juga mau membuat album minggu. Harapannya, pas liburan lebaran sudah selesai "Tapi ternyata molor dan mudah-mudahan tahun baru sudah bisa rilis," katanya.
“Buku yang aku buat itu, ceritanya ya hal-hal yang dekat dengan aku..Ada macam –macam cerita, tapi bukan fiktif atau biografi. Kayaknya love storyku gitu dech." kata Fitri Tropika saat ditemui di sela-sela acara halal bi halal bersama Gabungan Artis Seniman Sunda (GASS) di gedung Dharma Wanita Pertamina Simpruk, Jakarta Selatan, Jumat (24/9) malam.
“Memang ada beberapa moment yang aku ingin share. Karena pemikiranku yang aku share seperti dongeng, ya aku tulis kayak dongeng. Sebetulnya aku ga bisa nulis, tapi aku senang baca buku,"tutur mojang Bandung ini.
“Awalnya tidak percaya diri, tapi lama kelamaan karena sering nulis di blogku, aku jadi terbiasa. Kebetulan penerbit juga membebaskan aku untuk menulis apapun yang diinginkan," katanya.
Menurutnya, menulis itu mengasah perasaan dan mengingat banyak hal dengan kata-kata. "Sekarang aku menemukan rasa yang paling nyaman dengan menulis," katanya.

Sumber: www.pikiran-rakyat.com